Tetaplah Belajar
Lifelong Learners |
Why do we need to learning? Belajar
menjadi hal yang tidak menyenangkan karena kita tidak mengetahui mengapa harus
belajar.
Be-la-jar. Ketika aku sebut tiga suku
kata itu, apa yang ada di benak kalian? Sepet-sumpek-bosen-ngantuk. Baru baca
berapa lembar kertas bawaannya pengen horizontal body battery saving-mode, giliran scroll sosmed
jalan terus. Buat ngumpulin niat aja rasanya beraat banget. It's okay,
terutama buat kelas tingkat akhir yang mau ujian ya /curhat mbak?/ Serasa di
dalam hidup itu isinya cuma belajar, belajar, belajar. Loh, bukankah memang
harusnya begitu?
Kata guruku, pelajar sekarang banyak yang mengidap Measles rubella–Media Sosial Tak Pernah Males dan Rugi Belajar Lama wkwk. Banyak orang
yang ngeluh, "Belajar buat apaan si? Penting po? Males ah baca buku
tebel-tebel," dsb, dsb.
Menurutku, belajar itu suatu kebutuhan manusia. Kok bisa? Iyalah, ngapain kita
hidup kalo nggak buat belajar? Sama kayak tubuh yang perlu nutrisi, sama kayak
jiwa yang perlu sentuhan kasih *geli ngomongnya, otak pun juga perlu makan,
guys. Tau istilah otak tumpul, udang, atau dengkul? Ibarat pisau, otak
juga perlu diasah. Dilatih. Kalo keris nih, ditempa dengan panas terus menerus
biar bisa jadi sakti mandraguna, hehe. Melatihnya pake apa? Ya dengan belajar.
Tanpa belajar, dirimu nggak ada bedanya sama hewan yang cuma pake naluri buat
menentukan arah hidupnya. Allah menciptakan seperangkat akal yang cerdas–yang
membuat derajat manusia lebih tinggi dibanding makhluk-Nya yang lain–buat
apa coba kalo nggak digunain? Aktivitas belajar di masa muda juga membuat pas
tuanya nggak gampang pikun.
Yang jadi masalah, misalnya kayak, kenapa kita harus belajar matematika seribet
itu, padahal pas dewasa yang kepake juga itung-itungan jual-beli di pasar?
Kenapa kita harus belajar secara mendalam, sesuatu yang bukan menjadi minat
kita? Yah, berhubung sistem pendidikan di negara kita begitu, mau gimana lagi. Seabrek mapel yang diberikan di bangku sekolah juga agar kita tahu, minat kita di bidang yang mana. Berangan-angan sistem berubah kayak negara nun jauh di
mato, Finlandia sana, tapi kitanya sendiri ogah buka buku buat belajar alias
nggak ngapa-ngapain, ya sama aja. Soal matematika, secara nggak langsung,
proses berhitung yang rumit membuat kita memiliki kemampuan memecahkan masalah,
berpikir kritis, menganalisis, dll. Merancang konstruksi berpikir juga, jadi, bersyukurlah pernah mengenal mas kalkulus, kakak trigonometri, dan kawan-kawannya–walau cuma sebatas friend zone, nggak lebih karena nggak ada rasa haha. Semua mapel itu seru, selama kita bener-bener paham konsepnya. Inget-inget aja, bahwa segala sesuatu yang
kita pelajari selama ini, pasti akan berguna kok. Mungkin nggak sekarang, tapi
nanti. Jangan pernah berhenti belajar, sesulit apapun materinya. Sulit bukan berarti nggak bisa dipahami. /asek
Sumber: m.kapanlagi.com |
Yang menyenangkan dari proses belajar itu adalah dari yang semula kita tidak
tahu, menjadi
paham akan sesuatu. Contoh sederhananya, kenapa kita demam? Oh ternyata itu
respon tubuh menghadapi serangan bakteri, misalnya. Ternyata di dunia ini
makhluk yang hidup nggak hanya makroskopis ya, tapi juga ada yang mikro, dan
cuma bisa diliat pake alat yang namanya mikroskop. Ada lagi, kenapa kalo
terjadi gempa atau tsunami, hewan lebih tau duluan, atau lebih peka? Oh
ternyata, mereka mendengar bunyi infrasonik yang ditimbulkan dari bencana alam
tersebut, dan bunyi itu nggak bisa didengar manusia karena frekuensinya di
bawah 20 hertz. Mereka punya insting untuk menjauhi sumber bunyinya, kayak
gajah yang tiba-tiba ‘mengungsi’ ke dataran yang lebih tinggi, burung-burung
meninggalkan sarangnya, dll.
Karena kita adalah cerminan dari apa yang kita baca, oleh karenanya, penuhi
gizi otak dengan belajar sesuatu yang bermanfaat. Jangan lupa juga belajar
agama /itu nomor satu dong ya wkwk.
"Learning is a continuous
process that commences at birth and continues until death. One of the best
things about life is that we never have to stop learning. When you look at the
most successful people in the world, they understand this."
"Ilmu itu bukan hanya (tentang)
banyaknya yang telah dihafal. Namun, ilmu adalah yang memberikan manfaat."
– Imam Asy Syafi'i rahimahullah.
Sumber:
https://www.skillsyouneed.com/learn/lifelong-learning.html
https://www.inc.com/aj-agrawal/4-reasons-why-we-should-never-stop-learning.html.
Comments
Post a Comment