Suatu Hari di Kafe
Lebih tepatnya diberi judul " kapok " wkwk. Sepertinya saya tidak bisa berteman dengan tempat tongkrongan ala-ala tersebut, meski banyak anak muda yang menggandrunginya. Mendengar harga yang ditawarkan saja sudah membuat tidak berselera, apalagi jika menu yang disuguhkan tidak menarik minat. Pernah mencoba, dan sedikit terkejut ketika si mbak waitress menentukan minimal order– yang akan semakin berlipat jumlahnya saat weekend tiba . Tatkala mengetahui berapa lembar yang harus dirogoh dari kocek, diri ini terkejut untuk kedua kalinya. "Huhu itu jatah makanku selama lima kali," Tangis saya–tentunya dalam hati wkwk. Sebenarnya, mungkin bagi banyak orang harganya relatif tidak mahal, "Rata-rata memang segitu," Ujar teman saya. "Tidak bisakah mematok harga yang lebih wajar bagi anak indekos?" Lucu, ketika melihat menu yang ditulis dalam bahasa inggris, saya memutuskan memilih rice+sausage+scrambled egg+blackpepper sauce , dan